Benarkah Anak Segalanya Bagi Mereka Yang Sudah Menikah?
Benarkah Anak Segalanya Bagi Mereka Yang Sudah Menikah? - Jika kita melirik sedikit kepada penciptaan manusia, Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Tuhan dimuka bumi ini. Seturut dengan itu waktu terus bergulir dan Adam hanya hidup bersama dengan binatang-binatang ditaman Eden, karena hanya Adamlah manusia satu-satunya kala itu.
Adam berbicara dengan binatang, hidup bersama binatang. Kalau kamu tarik dalam hidupmu bagaimana rasanya saat itu sama seperti yang dialami Adam. Tidak ada tempat mencurahkan isi hati, satu-satunya hanyalah kepada Tuhan. Untung saja saat itu ia adalah manusia sempurna karena memang diciptakan segambar dengan rupa Allah.
Allah melihat bahwa tidak baik manusia itu hanya seorang diri. Lalu Tuhan ber-inisiatif untuk menjadikan seorang penolong baginya. Lalu ketika Adam tertidur, Tuhan mengambil tulang rusuk Adam dan dijadikan baginya seorang perempuan yang dinamai Hawa (=perempuan).
Jadi inisiatif Tuhan-lah menjadikan Hawa supaya Adam bisa berinteraksi membangun relasi dengannya, yang sepadan dengannya, dan berasal dari tulang rusuknya. Jadi yang ditekankan, Hawa dijadikan untuk membangun interaksi dalam suatu hubungan.
Kenapa Adam sampai beranak?, Iya sesuai maksud Tuhan untuk membangun relasi dalam jangkauan yang lebih luas karena setelah menyerahkan Hawa kepada Adam dan memberkati mereka, Tuhan perintahkan supaya beranak cucu dan bertambah banyak untuk menaklukkan bumi.
Ada konsekuensi dari sebuah tindakan, demikian juga dengan pernikahan. Diberi konsekuensi sekaligus anugerah untuk menikmati hubungan dan anugerah keturunan.
Sekarang ini pun menikah itu tetap ada konsekuensi yaitu dapat keturunan atau tidak. Soal menaklukkan bumi, sudah terlalu banyak yang menaklukkan, meskipun anugerah keturunan itu masih tetap berlaku karena bila terhenti maka akan hilang generasi manusia.
Benarkah anak segalanya bagi mereka yang menikah?
Seringkali orang salah mempersepsikan pernikahan, bahwa pernikahan adalah supaya mendapat keturunan. Kalau hanya sekedar mendapatkan keturunan, tidak usah menikah pun bisa dapat keturunan. Tapi ending dari pernikahan bukanlah kesitu. Lebih dari mendapatkan keturunan pernikahan adalah hubungan yang eksplisit. Tidak dapat dijangkau oleh pikiran.Soal anak adalah sebab akibat. Karena untuk pernikahan harus punya faktor sepadan, kalau terjadi penyimpangan-penyimpangan maka rusaklah hubungan (tulang rusuk). Anak itu adalah sebab akibat.
Jadi, kalau kamu menikah akibatnya kamu akan punya anak dan juga tidak punya anak. Tergantung Tuhan memberikan sesuai anugerah-Nya. Siapa yang punya anak berarti dapat anugerah dan tidak punya anak tidak mendapatkan anugerah. Tidak juga seperti itu. Anugerah Tuhan tetap ada bagi yang punya anak dan tidak punya anak secara daging.
Janganlah mengkerdilkan Tuhan dengan yang kasat mata dan dapat diraba oleh tubuh. Anugerah Tuhan berbeda-beda bagi setiap orang.
Kenyataaan:
* Punya anak, banyak juga yang bikin hidup mereka susah dan sering mencucurkan air mata. Malah sering menjadi gejala darah tinggi.
Apa anugerah mereka?
Anak dan penderitaan
*Punya anak, banyak juga orang tua diusia tuanya tidak bisa menikmati hati tua itu akibat kurang kepedulian dari anak, tinggal di panti jompo diasuh orang lain yang bukan dari darah dagingnya.
Lalu apa istimewanya mereka yang punya keturunan?
Sebaliknya
*Tidak mendapat keturunan, mereka bisa hidup tanpa beban, sedihnya kalau kadang melihat orang lain asyik bermain dengan anaknya (kadang ya) mereka enjoy.
Sama-sama merasakan menderita baik punya anak dan tidak punya anak. lebih menderita kadang yang punya anak, terkadang sesak lihat anak yang tidak hormat kepada orang tua.
* Yang tidak punya anak belum tentu merasakan tinggal dipanti jompo. Mungkin saja mereka mengasuh anak yang memang benar-benar perduli sama mereka, melebihi kasih dari anak yang dari rahim.
Jadi kenapa memaksakan diri untuk menderita sekalipun tidak punya anak?
Galatia 4:27
Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami."
Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami."
Nikmatilah hari-harimu sambil menanti kalau-kalau Tuhan mengingatmu lalu memperhatikanmu dan membukakan rahimmu dan melahirkan keturunan yang diberkati bagimu.
Anak bukanlah segalanya,karena anak adalah anugerah. Yang penting bagaimana kamu hidup berguna bagi orang lain karena banyak anak dimana-mana yang bisa kau rawat, mungkin hasilnya akan membuatmu lebih bahagia dari orang yang memiliki anak dari darah dagingnya. Sekali kamu menganggap anak adalah segalanya bagimu, begitu kamu kehilangannya dan begitu kamu dikecewakannya kamu akan merintih-merintih dalam pesakitan dan penderitaan.
Post a Comment for "Benarkah Anak Segalanya Bagi Mereka Yang Sudah Menikah?"