Makna Penderitaan: Suatu Saat Kamu Akan Mengerti.
Tidak ada yang membuat kita paling menderita, selain ketika tidak dianggap, ditolak, dibuang tidak dihargai serta diperlakukan tidak adil. Suatu waktu Tuhan berkata: Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. Yesaya 43:4.
Tuhan menyatakan penghargaan-Nya pada kita, supaya ketika kita tidak dihargai, tidak dianggap ditolak dan merasa dibuang, tetap memilki satu Pribadi yang setia menghargai kita supaya dengan demikian orang yang terlanjur menerima perlakuan itu tidak mengalami putus asa dan mengambil tindakan cara yang salah. Orang yang merasa tidak di hargai, di tolak dan dibuang sangat rentan melakukan tindakan nekad, mulai dari menyakiti dirinya dan orang lain bahkan untuk bunuh diri.
Perasaan tertolak dan dibuang menimbulkan pesakitan yang menusuk langsung mengena ke jiwa, membuat bukan hanya pikiran tetapi seluruh tubuh tiba-tiba ikut meriang. Untuk menutupi perasaan itu, bahkan orang yang tidak sempat mengalami itupun berusaha mencari hal-hal yang membuat dirinya dihargai, dihormati dan bisa diterima di kelompok masyarakat. Masalah penghargaan dan dihormati pun diatur dalam undang-undang supaya sekiranya ada peluang untuk orang lain melakukannya, hukumlah yang mengaturnya, misalnya UU pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan. Bukan karena nyawa sedang terancam melainkan karena ketika hidup mereka terinjak-terinjak yang mengakibatkan harga diri turun kebawah membuat orang tersebut trauma. Paling tidak, masalah pencemaran nama baik bila itu terjadi maka bisa saja mereka di tolak dari lingkungan masyarakat yang membuat penderitaan.
Ada banyak hal yang membuat orang menderita: bila doa belum dijawab kemungkinan ada beban, sakit dan penderitaan, tetapi yang lebih membuat menderita seseorang tatkala sudah melakukan banyak hal tetapi tidak dianggap, ditolak dan serasa dibuang sepertinya hidup itu tidak ada artinya...
Istri dirumah, tidak dianggap,
Suami dirumah tidak dianggap...
Anak seperti tidak dianggap...
Sakit.....
Orang tua yang sudah melahirkan dan susah payah membesarkan... Tidak dianggap. Padahal penghargaan / merasa dihargai adalah sebuah langkah memotivasi seseorang.
Pagi itu entah kenapa, rasanya sedih sekali... Bangun tidur rasanya ada yang kosong... Didalam bathin seolah ada hasrat yang dalam yang tidak terpenuhi... kondisi itu membuat saya tidak dapat berkata-kata dan hanya bisa menahan air mata karena sedihnya sampai menusuk dan seperti membelenggu...
Tiba-tiba saya teringat satu ayat yang setelah berulang-ulang saya baca akhirnya menjadi hapal. Bukan karena ayat itu sudah menjadi rhema, melainkan karena sebelumnya saya sedang membuat satu tulisan tentang Pelajaran Berharga dari Kehidupan Seorang Yudas Isakariot. Jadi harus membacanya sampai berulang untuk bisa mendapatkan maknanya. Bunyinya sangat dalam menggema di dalam jiwa saya. Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."Yohanes 13:7.
Tidak lama setelah Ayat itu datang, kemudian saya diberi nyanyian pengharapan yang judul dan lirik lagunya seperti dibawah ini. Lagu ini sudah beberapa kali dinyanyikan di ibadah gereja.
LEBIH DARI KATA
Sungguh Engkau tau
Tak ada yang tersembunyi
Lebih dari kata Kau tampung air mataku
Hanya padaMu kuberserah
Kau Tuhan penolong dihidupku
Kekuatanku hanyalah didalamMu
Kau setia memulihkanku
Hidupku memuliakan namaMu
RahmatMu menaungi hidupku
Kau setia sampai akhir hidupku
Saya tidak membahas lagu itu, sebab setelah beberapa kali saya putar itu atmosfernya merubah kegaduhan hati saya menjadi aman tentram karena syairnya datang saat hatiku sedang pilu. Saya berpikir kok begini amat ya?.... Saya melihat disekeliling saya, saya ingin seperti mereka yang hidupnya menerima banyak hal dari Tuhan padahal belum tentu mereka minta. Atau mereka minta, tapi tidak serius-serius amat sampai bergumul mencucurkan air mata.
Saya tahu bukan hanya saya saja yang mengalami penderitaan dan masalah berat...Banyak orang-orang juga turut mengalaminya dan sedang berjuang mati-matian struktural jiwanya persis dengan saya. Bagi orang lain bisa saja menjadi penguatan dan sumber inspirasi bahwa mereka tidak menderita sendirian, karena bagi mereka hanya beda masalah dan tempat. Tetapi bagaimanapun perbedaannya tetap merekalah yang berjuang sendiri-sendiri bersama orang yang senasib. Itulah sebabnya Tuhan bilang bahwa Kita sangat berharga bagi Dia: Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu. Tujuannya supaya orang yang sedang dalam penderitaan tetap kuat karena ada Pribadi Tuhan yang menghargai dan mengasihi mereka senantiasa.
Kalau seandainya Tuhan tidak pernah berkata pada kita bahwa Ia mengasihi kita, betapa terpuruk dan buruknya keputusan yang akan kita ambil? Penolakan, tidak dihargai dan diperlakukan tidak adil itu masalah hati yang membuat hati pilu dan kalau diekspresikan itu bisa buat orang bunuh diri. Tidak cukup tangisan, itu sampai meraung, dan kalau tidak terdamaikan itu dapat membuat keputusan konyol. Saya pernah memikirkan hal konyol itu dalam hidup saya.
Masa-masa perjalanan hidup saya tidaklah mulus, bisa tergolong berat soudara... Saya delapan orang bersaudara dengan dua perempuan. Saya anak ke enam dan bungsu perempuan tetapi bukan anak yang terakhir. Semasa ayah saya hidup saya orang yang bernasib baik sejak lahir sampai pada waktu itu. Bahkan saking baiknya bapak saya telah memilihkan sendiri cita-cita saya kelak setelah saya dewasa.
Sebelum bapak meninggal, terakhir saya ingat beliau suruh saya menggunting kukunya yang pada waktu itu ia sudah dalam kondisi sakit-sakitan. Beberapa kali dibawa ke dokter dan rumah sakit ternama di kota Medan tidak juga sembuh dan anehnya, penyakit yang di deritanya tidak dapat di diagnosa oleh medis untuk memberikan pengobatan sedangkan ia terus mengerang kesakitan. Sampai ia meninggal tidak ada keterangan dari dokter tentang riwayat sakit penyakit bapak. Dan rupanya kejadian minta saya gunting kuku adalah permintaan terakhir dari bapak
Selama lebih dari tiga tahun beliau menjalani pengobatan. Sebentar kelihatan dia segar, beberapa lama kemudian ia mengerang kesakitan, selama tiga tahun lebih itu berlangsung. Selama pengobatan itu terpaksa ibu saya harus berjuang bersama kakak saya yang nomor dua untuk pontang penting berjualan keluar kota.
Kami ada delapan orang dan baru yang sulung yang sudah berhasil menyelesaikan gelar sarjananya dan tujuh orang ini harus terus ditanggungjawabi sekolah dan biaya hidup. Walaupun ujung cerita kami semua tidak bisa menyelesaikan sekolah seperti harapan dan cita-citanya masing-masing karena ibu serta kakak tidak bisa memperjuangkan kami sampai mencapai itu.
Dari lahir kami sudah beragama Kristen yang hidup dibawah naungan organisasi gereja tradisional. Walaupun status
Ibu masih percaya pengobatan dukun, bapak saya masih percaya dukun. Itu sebabnya bapa saya dibilang diguna-guna orang lain menggunakan jasa dukun dan pada akhirnya ia meninggal ditangan dukun juga. sedih kalau memikirkan si bapak.
Dari cerita kakak saya: orang yang melakukan itu adalah orang terdekat bapak yaitu saudara bapak sendiri. Ceritanya: Dari semua saudara bapak, hanya bapaklah yang bisa sukses membangun kekayaan kala itu dan memang bapak sama ibu tipe pekerja keras dan menurut saya pencapaian yang wajar. Bapak memulai usahanya dari nol untuk bisa jadi toke yah besarlah pada masa itu dan juga terkenal. Jadi ada alasan iri hati dari pihak saudara bapak yang iapun nekat melakukan hal keji itu kepada saudaranya yang sedarah dan sedaging dan yang sudah memberikan ia dan keluarganya makan.
Sebelum kematiannya ia seolah bak pahlawan kesiangan yang super-sibuk membantu mencarikan dukun untuk mengobatinya. Barangkali untuk menutupi kebusukan yang dia perbuat. Pada akhirnya bapak pun harus meninggal, dan saya sesalkan kenapa bapak tidak meninggal didalam nama Yesus?
Mengapa saya katakan bapak meninggal tidak di dalam nama Yesus?
Dari cerita ibu saya saat pengobatan diluar kota, sebelum meninggal, bapak saya menjerit ketakutan tatkala sebelum ajal menjemputnya, ia didatangi sosok-sosok yang katanya pakai baju putih. Bapak saya menyuruh ibu mengusir sosok-sosok itu sementara ibu saya tidak bisa melihat sosok tersebut. Bukankan roh ketakutan berasal dari iblis? Seandainya malaikat Tuhan yang menjemputnya pastilah bapak bersukacita menyambut para malaikat itu.
Sedikit informasi, sebelum ayah saya meninggal dan sesudah meninggal, saya merasa aura rumah kami begitu seram dan mencekam. Seolah terlihat semuanya gelap. Bayangkan bagaimana suasana mencekam. Sulit diterjemahkan. Tapi itulah kenyataannya. Lama keadaan itu menyelimuti,...ππππ.
Waktu bapak meninggal saya masih kelas 1 SMK. Untuk bisa menyelesaikan sampai lulus SMK perlu waktu kurang dari tiga tahun lagi dan tentu butuh biaya sedangkan kami tinggal satu kaki, timpang. Sudah kehilangan kepala. Ini masa transisi yang berat buat saya dan kami sekeluarga. Selain setelah kehilangan bapak, saya juga harus kehilangan cita-cita saya yang diwasiatkan bapak buat saya. Masa depan itu hilang....
Selama sakit, bapak menghabiskan lebih dari setengah harta kekayaannya yang pernah dikumpulkan selama hidupnya. Harta bergerak seluruh ludes dan harta tidak bergerak lebih dari setengahnya juga terjual untuk menutupi hutang. Inilah keadaannya dan terasa pahit. Itu sebabnya saat ada orang menawarkan makanan yang berasa pahit buat saya, saya bilang, hidup sudah pahit, enggak usah lagi kasih saya yang pahit-pahit.☺️☺️☺️
Saya harus menyelesaikan sekolah saya saat itu ya paling tidak bisa mengantongi ijazah SMK buat melamar kerja. Dulu juga waktu mau masuk sekolah menengah, saya memilih untuk masuk STM untuk mengikuti jejak kakak laki-laki saya. Tapi sang kakak tidak mengijinkan walau tanpa tahu saya alasannya. Tapi ibu saya bersikukuh untuk masuk SMK. Ya sudah di ikuti saja.
Sepeninggal bapak saya merasa aroma yang lain. Kakak perempuan saya adalah kesayangan ibu, dan saya tidak tahu kesayangan siapa. Kakak perempuan saya selalu dipercayai ibu, apa yang diminta tidak pernah kesulitan untuk mendapatkan sementara saya harus menangis dulu baru dikasih. Saya masih polos waktu itu, maafkan saya ibu kalau saya salah menilai tetapi itulah yang kurasakan.
Saya pernah berpikir ingin lompat dari tebing karena saya merasa di abaikan. Pikirku buat apa saya hidup, kalau tidak ada orang yang menganggap? Sakit sekali. Saya pandang ke langit dan bertanya, aku ini anak siapa ya Tuhan kok hidup saya sesakit ini?
Kematian bapakku membuat hidup berbalik 90 derajat. Semua kebahagiaan dan cita-cita saya direnggut bersamaan dengan kematiannya.
=oOo=
Mazmur 139:14 (TB) Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Di tengah gemuruh yang mencekam dengan langit yang hitam pekat, ada kasih Setia Tuhan yang besar. Kasih Yesus menemukan saya dan keluarga saya. Lewat kejadian itu Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada saya. Saya memang tidak mengalami pengalaman supranatural seperti kebanyakan orang orang. Saya bisa ada hari ini kasih itulah yang menemukan saya.
Saya lupa, kapan perkenalan itu terjadi, dan itulah menjadi benih awal pengenalan saya akan TUHAN hingga bisa berada di titik sekarang. Entah titiknya sudah bold, underline dan colourfull. Apakah situasinya berubah? Tentu tidak....
Tetapi saya mengalami ada kehidupan.
Selama di SMK saya sering baca Alkitab yang isi kitabnya hanya perjanjian baru tok. Itu bukunya kan kecil dan ringan jadi bisa dibawa-bawa kemana saja. Satu per satu saya mulai hapal itu isi kitab ...
Apa situasi sudah berubah? Tidak...
Ibu saya masih berlaku seperti sebelumnya sebagaimana setelah bapak meninggal. Bahkan menurut analisa saya, karena ibu tidak suka saya ingin tinggal bersamanya, dia akhirnya membawa saya kerumah kakak sulung saya.
Sebelum kakak sulung saya menikah, ia mengirim photo calon istrinya kepada ibu. Sayapun tidak tahu itu dikirim. Tiba-tiba saja sudah ada diatas meja tamu. Saya tanya ini siapa? Itu calon iparmu. Mulut saya tanpa rem bilang, wah jingar (sangar) ini orangnya! Itu sebabnya saat ibu bawa saya kerumahnya di Palembang saya berontak. Saya berpikir, alasan ibu saya memaksa harus ke Palembang adalah alasan untuk buang saya keluar secara halus. Keluar dari mulut harimau masuk mulut ular piton. Kira-kira begitu peribahasanya. Paham kan maksudnya?
Sebelum berangkat saya dijanjikan dari kampung, setelah dirumahnya saya akan dikasih kerjaan dikantor istrinya. Sampai puluhan tahun saya di Palembang tidak pernah jangankan dikasih, dicarikan pun kagak!. Saya berjuang sendirian, berpikir sendirian, untung-untung ada orang yang melihat saya dan berniat bantu saya memberikan pekerjaan.
Bahkan selama saya tinggal di rumahnya saya mengalami yang namanya pembunuhan karakter apalagi ketika saya pindah haluan dari gereja tradisional masuk ke kharismatik, itu sebuah pedang bahkan bom molotov bagi saya dan bagi dia juga. Saya benar-benar ditolak, diabaikan....dan...dan...
Malang benar hidup tertolak, terbuang dan terabaikan.
Hellooo....kalian para orang tua, para saudara atau siapapun, belajarlah menerima anak-anak anda, saudara anda dengan kasih dan ketulusan. Kalau anda belum bisa mengasihi mereka dan memandang mereka sama tunda dulu bikin anak. Kasihan anak jadi korban keegoisan orang tua dan korban pilih kasih. Atau kalian saudara-saudara, kalau belum bisa menerima saudaramu dengan baik dan tulus ikhlas dirumahmu, jangan minta saudaramu datang kepadamu hanya untuk menyakitinya atau hanya untuk azas manfaat. Mereka juga manusia.
Janganlah membedakan anak yang satu dengan anak yang lain. Sekali anda-anda melakukan itu ia akan mengalami penderitaan bathin, merasa tertolak dan terabaikan. Jikalau mereka mengerti firman Tuhan dan akal sehatnya masih berfungsi dengan baik, anak-anak anda akan tetap mengasihi anda,dan kalau tidak? Ah..... Kiranya janganlah terjadi yang demikian...
*Makna penderitaan*
-----_-----_------_-------
Apa yang terlihat padaku sekarang, apa yang saya alami saya anggap itu buah - buah pengenalan akan Kristus. Tidak ada alasan bagiku untuk bermegah apalagi menyombongkan diri. Saya sudah pernah hidup dan tahu apa itu kekayaan dan kehormatan apalagi apa yang disebut dengan penderitaan. Saya terlebih sering tinggal dan hidup dalam penderitaan. Penderitaan sudah seperti bagian dari hidupku meskipun saya secara bathin menolak untuk menderita. Karena saya terlebih suka hidup dalam kebahagiaan dan tanpa masalah.
Untuk itu saya sudah bergumul tanpa henti dan ternyata belum sampai kepada jawaban doa. Barangkali sedang berproses menuju kesana, hanya Tuhan yang tahu. Dengan rasa was-was saya bertanya: kapan ya Tuhan? Keadaan ini sungguh sangat mengajar saya tahu diri. Saya sering baper sendiri tentang apa yang orang lain pandang akan saya, bagi mereka saya adalah sampah.... Saya dibuang, saya diabaikan.... Dan sekarang bahkan tidak dianggap lagiπππ....
Mazmur 118:22-23 (TB) Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Tentu hal itu tidak membuat saya kaget dan syok. Saya ditempa dengan besi dan api dan berharap bisa memiliki pengetahuan yang benar akan makna dari setiap penderitaan itu, sebab dalam hidup drama seperti ini bukan hal yang baru. Dalam Alkitab pun banyak bertebaran nasehat bertekun dan bukan tanpa alasan nasehat itu ada dituliskan disana karena hidup ini bumbu inti adalah bahagia dan penderitaan.
Penderitaan bagian perjalanan saya bahkan saat saya beranjak remaja yang belum tahu kebenaran yang memerdekakan, penderitaan menjadi teman hidup saya dan walaupun dalam tangis saya katakan: siapakah aku ini Tuhan? Paling tidak itu bisa melegakan perasaan walau sesaat. Ketika daging saya merasakan pesakitan dan penderitaanya, saya hanya minta "Tuhan jangan biarkan aku sendirian melaluinya! ππππ. Saya tidak sanggup, jangankan melangkah untuk berdiri pun tidak cukup kuat.
Pada waktu NDC worship merelease lagunya yang berjudul Bukti kebesaran-MU, disana liriknya berkata "hidupku menggenapi Firman-MU" itu bikin saya langsung baper (terbawa perasaan)
Tuhan Kau sempurna
Dalam rencanaMu dan karyaMu
Kuserahkan hidupku
Murnikan dengan rohMu
"Hidupku menggenapi firmanMu"
Tanda mujizat sertai tiap langkahku
Kau bersamaku di dalamku
Jadi bukti kebesaranMu
Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Kolose 1:24.
Di pikiran saya penderitaan yang berat ini seolah menggenapi firman Tuhan. Saya tahu penderitaan itu gratis, tetapi kenapa harus saya borong didalam hidup saya? Apakah menurut Tuhan saya terlalu kuat menanggungnya?
Tanpa alasan mereka membenci saya, membuang saya, menjadikan saya seolah sampah... Janganlah lagi ditambah, percayalah saya orang yang tahu diri.
Penderitaan mengajarkan saya untuk tahu diri.. Saya bukan orang yang kepedean yang percaya dirinya tinggi. Saya termasuk orang yang minder, takut ditolak. Untung Tuhan fasilitasi saya dengan teknologi sebagai wadah menyalurkan aspirasi dan inspirasi kalau-kalau orang membutuhkan tulisan saya buat menginspirasi mereka lewat pengalaman saya. Walaupun karakter saya pernah "terbunuh" tetapi jiwa saya berkata-kata. Saya tidak pandai berbicara kepada orang secara langsung, karena itu pula saya tidak tampil dikerumunan orang untuk berbicara. Penciptaku tahu akan hal itu Dia lebih mengenal saya dan jiwa saya dari pada saya.
Karakter saya tidak dibentuk dari masalah. Masalah bagi saya adalah penderitaan bukan suatu cara untuk membentuk karakter dan masalah tidak membuat saya jadi kuat....Apa yang saya pelajari dari perkataan Tuhan itulah yang membentuk karakter saya sehingga punya prinsip dan logos dalam menerapkan setiap reaksi. Masalah membuat orang lari dari Tuhan, tetapi firman yang meneguhkan tidak pernah membuat orang untuk berpaling dari-Nya.
Sering saya mendengar kalimat begini "masalah berguna untuk mendewasakan seseorang" Apa benar begitu? Saya kira tidak demikian, justru masalah membuat orang yang hancur semakin hancur, yang menderita semakin menderita dan yang tertekan memutuskan untuk bunuh diri. Yang membuat orang dewasa itu adalah ketetapan hati dalam menjalankan prinsip yang dia pegang. Masalah dan penderitaan hanya untuk mengajarkan kita mengerti. Masalah bagi saya hanyalah penderitaan dan mungkin prinsipnya sama dengan sebagian orang. Tetapi dari pengalaman saya akan saya koreksi kalimat itu. Jadi "Perkataan dan kasih TUHAN-lah yang membuat saya berkarakter dan dewasa melalui penderitaan dan pengalaman. Sebab jika saya tidak mengenal Tuhan dan tahu perkataan Tuhan saya akan menjadi manusia konyol. Tetapi tetap saya tidak memaksa anda menyamakan prinsip saya dengan anda.
1 Petrus 5:10 (TB) Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
Tidak ada orang yang kebal dan terlalu kuat terhadap masalah. Masalah menjadi alasan sesuatu yang pernah ada dan yang berdiri menjadi rontok berkeping-keping dan peluang itu ada pada setiap orang entah saat tidak ada masalah apalagi sedang bermasalah. Bedanya tergantung ia mendirikan hidupnya pada prinsip dan diatas dasar apa karena semua orang berhadapan dengan masalah dan Penderitaan.
Realitanya, orang yang memberikan hidupnya totalitas dengan TUHAN mengalami penderitaan dan tetap membuat mereka berdarah-darah...
Sebut saja rasul-rasul Yesus...
Kadang saya berpikir, hati mereka terbuat dari apa? Kok kuat sekali, sampai bisa menyelesaikan pertandingan iman mereka dengan baik. Teman saya bilang, untung hati ini bukan buatan manusia...andai saja buatan manusia....sudah luluh lantak tak bersisa..Atau, andai saja hati ada di jual di pasar, begitu sakit langsung ganti beli yang baru... nyatanya tidak demikian...
Yesus pun berdarah-darah untuk saya. Memandang Dia dengan mahkota duri diatas kepala tergantung di atas kayu salib membuat saya meleleh dan semakin membuatku menjerit. Yesus cukup bagiku....saya harus bertahan sebab kekuatan itu nyata dari Dia.
Air mata yang mengalir hari ini IA menampungnya, dan memahami dalamnya perasaan sedih itu. Kekuatanku hanyalah di dalam DiA. "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
Memang saya tidak tahu skenario Tuhan didalam setiap masalah. Hal sederhana supaya iman tidak rontok, dengan iman yang kecil saya bilang saya percaya Tuhan pasti tolong. Saya percaya seiring berjalannya waktu pasti mengerti kelak maksud semua itu.
Saya tahu Tuhan belum memberikan apa yang kuinginkan, dan apakah Tuhan akan memberikan saya pun tidak tahu. Akan tetapi lebih dari kata yang bisa saya ucapkan Tuhan tahu apa yang saya inginkan, rasakan dan yang terbaik. Hanya bisa berserah dan selalu berharap pada-Nya. Dari hati yang paling terdalam saya sering katakan: Saya akan terus berharap, dan berjuang walau saya diperhadapkan kepada situasi yang tersulit sekalipun. Dan sekalipun orang membuang saya bagai sampah yang tidak ada gunanya, saya tidak pernah memandang itu sebagai akhir hidupku.
Setidaknya, dengan apa yang Tuhan taruh dalam Roh saya dapat memberikan ketenangan yang dalam walaupun hati saya menjerit dalam roh, karena kesakitan itu sungguh membuat saya berdarah-darah. Setidaknya dengan Tuhan memberikan saya tempat berharap dan menceritakan seluruh isi hati saya, dan menangis di dalam pelukan-Nya telah membuat saya mengerti betapa berharga dimata-Nya.
Walaupun saya harus menangis dan mencucurkan air mata, saya percaya : Tuhan Engkau pasti Tolong saya. Seketika saya seolah melihat janji Tuhan itu sudah sangat dekat....berharap akan segera nyata....sampai hari-hari penantian, jawaban itu juga belum datang.
Sampai kapan?...Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."Yohanes 13:7.
Rm 11:33(b)
Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
Post a Comment for "Makna Penderitaan: Suatu Saat Kamu Akan Mengerti."