Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Walker itu mengingatkanku pada Penderitaan itu

anak


Sepulang dari gereja aku menyempatkan diri untuk berjalan-jalan kesebuah supermarket terdekat yang berada tidak jauh dari lokasi gereja. Masksud mengunjunginya saat itu adalah untuk membayarkan cicilan rumah yang menjelang jatuh tempo.


Sesampai di mall tersebut ternyata kakiku langsung menaiki eskalator menuju supermarket. Beberapa meter melewati eskalator bergerak menuju kelantai dua aku baru teringat bahwa tujuan utama saya masuk mall tersebut adalah untuk membayar angsuran di counter ATM yang ada didalam mall tersebut. Mau turun kembali kebawah rasanya tidak mungkin karena tidak mungkin aku turun dari eskalator.


Pilihannya tetap harus melanjutkan naik keatas. Aku berpikir; ya sudahlah nanti saja pas mau pulang lanjut ke ATM.


Akhirnya saya masuk supermarket untuk membeli barang yang memang kami butuhkan. Didalam area supermarket tiba-tiba mataku tertuju kepada beberapa keperluan mainan anak-anak balita. Saya melihat ada beberapa walker yang terpajang dilantai dengan tersususn rapi. Aku mulai berjalan disisi mainan tersebut, sambil berjalan aku memegang mainan lain yang kebetulan ada diarea walker tersebut, beberapa balon karet dengan karakter binatang seperti rusa dan anjing.


Sambil berjalan dan perhatianku masih tetap tertuju pada walker anak tersebut. Mataku mulai berkaca-kaca menahan air mata. Aku teringat kejadian 3 bulan lalu ketika anakku meninggalkan kami meski belum sempat lahir kedalam dunia. Bathinku menangis menahan kepedihan. Aku berpikir jika kandunganku bisa diselamatkan ia akan lahir dibulan september menutut perkiraan dokter dari hasil USG namun menurut perhitunganku ia lahir dibulan Agustus.


Meski sudah berlalu, namun kepedihan itu masih tersimpan baik di ingatanku. Aku tahu sakitnya perjuanganku memperjuangkan nyawanya dengan harapan dia bisa hidup dan menghirup udara didalam dunia ini. Namun Tuhan berkehendak lain. Ia dengan terburu buru mengambil sebelum aku sempat menggendongnya. Ia lahir dengan terpaksa karena ia dikeluarkan dengan cara dikuret.


Saya membayangkan jika anakku hidup aku pasti membelikannya untuknya. Meski sudah melewati batas walker, aku masih menoleh kebelakang untuk melihat kembali walker-walker itu lalu aku membayangan dia duduk disitu.

Beberapa bulan yang lalu aku menyerahkan janin itu kepada Tuhan karena aku merasa tidak sanggup lagi mempertahankannya. Antara sadar atau tidak aku berteriak kala itu saking aku tidak tahu lagi harus berbuat apa karena disisi lain aku merasa ada roh jahat yang lain yang hendak merampas anak ini dari perutku. Seperti terjadi perebutan  kekuasaan yang mengakibatkan terjadinya kontraksi hebat dalam perutku.


Sebelumnya aku pernah berkata jika aku punya anak aku akan menyerahkan kepada Tuhan. Dalam pengertiannya aku serahkan kepada Tuhan sebagai pelayan Tuhan. Ternyata sebelum dia lahir kami sudah banyak mengalami ujian. Tepat pada hari jumat tanggal 26 Januari 2018 terjadi kontraksi hebat yang entah keberapa dan sekaligus merupakan kontraksi terakhir. Dan entah apa yang terjadi diluar kesadaranku tiba-tiba aku menjerit berteriak: Tuhan ambillah dia kepadaMu aku tidak tahan lagi, aku tidak sanggup lagi Tuhan aku serahkan dia kepadaMu. Saat itu aku merasa bahwa rohnya sudah diambil dan dia telah tiada. Setelah selesai aku serahkan dia kepada Tuhan seluruh badan saya lemas


Benar saja, hari itu juga setelah kejadian itu terjadiah pendarahan. Aku merasa kalah dalam peperangan yang berlangsung sampai hitungan minggu tersebut. Anakku sudah jadi korban. Awalnya aku masih percaya bahwa dia masih ada namun perasaanku berkata lain, ia sudah meninggal karena aku percaya Firman Tuhan bahwa imanku yang mengalahkan dunia. Sesungguhnya bahwa ia sudah kembali kepada Tuhan Yesus yang mengasihi aku dan bayiku. Sekalipun roh jahat ingin menguasainya tapi aku percaya hidupnya berada ditangan Tuhan yang hidup

Aku tidak tahu jalan Tuhan itu seperti apa, tetapi aku percaya Tuhan tidak pernah memberi perkara yang sia-sia kepada umatnya dan anak-anaknya. Aku tahu dan Tuhan tahu kejadian pengalaman itu menyakitkan buat kami, kami benar-benar diuji tetapi saya pribadi tidak putus harapan. Tuhan tahu yang terbaik bagi kami dan karena aku mengenal Tuhan yang aku sembah sehingga aku didapati tidak kecewa. Dan ujian ini tidak tahu sampai kapan? Namun aku tetap setia kepadaNya sekalipun sampai habis usiaku.


Aku telah memberi anakku yang kukasihi, jika Tuhan meminta yang lainpun akan aku beri. Meski keadaanku hancur lebur aku akan tetap berkata: Engkau Tuhanku adalah Tuhan yang baik dan "Sekalipun hatiku dan bathinku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Elohim selama-lamanya".



Post a Comment for "Walker itu mengingatkanku pada Penderitaan itu"