Mengucap Syukurlah senantiasa Sekalipun Miskin dan Menderita
Semakin tua aku semakin banyak yang sudah aku lihat dan yang aku ketahui.
MENGUCAP SYUKURLAH SENANTIASA.
1 Tesalonika 5:18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Foto//learningua |
Sangat sulit buat mengucap syukur saat sedang dalam masalah karena pada dasarnya orang akan berpikir, "mengucap syukur dalam hal apa, orang sedang dalam masalah?" Sulit. Tapi bagi orang yang terbiasa memiliki pengalaman dengan Tuhan, mengucap syukur adalah sesuatu yang ringan untuk diucapkan karena ia percaya Tuhan. Percaya segala yang terjadi adalah merupakan kehendak Tuhan baginya. Sebab walaupun aku tidak tahu dan mengerti apa yang terjadi tapi aku percaya Tuhan dalam situasi seperti ini Tuhan pasti tolong dan suatu saat aku pasti mengerti.
Matius 19:24 (TB) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Apa relevansinya?
Terbiasa hidup dalam penderitaan membuat Anda mudah mengucap syukur.
Hampir separoh hidup mengalami penderitaan. Pendeknya, bagi orang percaya penderitaan itu adalah salib. Wajib pikul salib kalau ingin berkenan di hadapan Tuhan.
Terbiasa pikul salib membuat kita menjadi kuat dalam Tuhan. Maka mengucap syukurlah kalau anda menderita karena Kristus karena penderitaan itu buahnya manis😁 asalkan tetap setia sampai akhir. Sebab kalau belum menderita artinya belum menjadi Kristen sejati.
1 Petrus 2:21
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Penderitaan kita itu untuk menggenapkan penderitaan Kristus maka mengucap syukurlah kalau menderita karena Kristus.
Tidak semua orang mendapat anugerah pikul salib kecuali orang-orang yang dikenanNya untuk pikul salib itu. Hanya orang-orang spesial seperti para rasul walaupun sekarang kita tidak harus berakhir mati seperti kisah para Rasul tersebut. Salib kita adalah mematikan kedagingan atau bahkan penganiayaan yang dialami sebagai umat Tuhan.
Untuk penderitaan ini, tidak banyak orang mau apalagi yang sifatnya kaya harta. Sebab penderitaan itu tidak enak dan tidak sedikit orang berdarah-datah bahkan sampai terbunuh. Enggak rela pastinya. Masa udah kaya menerjunkan diri dalam penderitaan? Mana tahan, apa kata dunia? Sebab itu pendeta lebih tertarik menkotbahkan tentang prosperity, berkat dan kelimpahan materi. Karena kotbah seperti ini kedengarannya sangat merdu sekali sampai-sampai bisa tertidur pulas. Atau yang mendengar langsung semangat bilang "amin" Padahal sebenarnya kekristenan itu banyaklah bicara penderitaan karena bicara bagaimana mematikan kedangingan dan kelayakan serta kekudusan.
Orang miskin harta kayak saya, menderita adalah bagian dari hidup. Penderitaan sudah seperti, kadang menjadi madu yang manis dan menjadi obat yang pahit. Tapi tetap saja dinikmati. Mengucap syukur sebab demikian kita mengikuti jejak Kristus dan ambil bagian di dalamnya.
Penderitaan adalah pendamping setia bagi saya. Jadi jangan ditanya siap menderita atau tidak.
Kalau ditanya kesiapan tidak ada orang yang benar siap menderita. Tetapi paling tidak saat diperhadapkan pada penderitaan orang yang miskin akan mudah beradaptasi dibanding orang kaya raya.
Berbeda dengan orang kaya, sehingga disebut sangat sukar masuk kerajaan sorga. Kebanyakan orang kaya yang sudah masuk dalam ranah publik sangat menderita pada saat masuk penderitaan. Terkejut, karena memang tidak siap sama sekali.
Sama halnya di dituliskan dalam Matius 19:24.
Saat Yesus menyuruh anak muda menjual hartanya sebagai syarat untuk masuk kerajaan sorga berikutnya, langsung sedih. Mungkin kalau kita lihat ekspresi anak muda itu mungkin dia syook karena hartanya sangat banyak.
Anak muda takut, kalau ia bagikan hartanya ia bisa miskin. Artinya anak muda tersebut tidak siap dimiskinkan secara harta. Lebih baik baginya miskin pengenalan akan Tuhan yang menyelamatkan jiwanya dari pada miskin harta.
Tidak semua yang kita minta kepada Tuhan, kita dapatkan. Walaupun banyak orang yang saat minta sesuatu kepada Tuhan, langsung Tuhan kasih. Namun bagi orang lain sangat sulit bahkan tidak menerima sama sekali. Walaupun Tuhan tidak memberikan semua yang kita minta sekalipun itu bagi kita sesuatu yang sangat kita butuhkan. Jungkir balik sekalipun kita meminta kepada Tuhan, tetap Tuhan tidak kasih, jangan pernah kecewa pada Tuhan.
Bagi kita itu mungkin sesuatu yang berarti, ya mungkin bagi kita berarti, tapi bagi Tuhan itu akan menjadi ular atau racun bagi kita apabila Tuhan kasih pada kita sehingga sampai kapanpun kita tidak menerimanya. Tapi Tuhan memberikan yang lain. Itupun tetap lah mengucap syukur. Tuhan lebih tahu yang terbaik bagi anak-Nya.
Kita selalu berbicara tentang yang kasat mata dan tentang perasaan. Tetapi Tuhan selalu melihat fakta didepan kita yang tidak dapat kita selami. Sebab Tuhan melihat jauh didepan kita, sehingga Dia lebih tahu apakah permintaan itu akan menjadi ular yang mematok atau racun yang membunuh kita. Sebab kita berbicara tentang perasaan. Kita sakit kalau permintaan kita tidak terjadi.
Seringkali kita dibelenggu oleh keinginan yang tidak terkabulkan daripada apa yang terpenting dalam pembangunan dan keselamatan kita yang ada didepan kita yang kita pun tidak tahu, namun Tuhan tahu.
Saya miskin secara harta, tapi saya dikasih kekayaan yaitu kasih karunia Tuhan. Saya sangat bersyukur, yang walaupun kadangkala saya menderita didunia ini oleh berbagai alasan. Setidaknya saya dikasih anugerah oleh Tuhan yaitu saya dikasih akses untuk bisa dengan mudah terkoneksi denganNya. Ini adalah harta terpendam dan itu tidak ternilai harganya.
Kekayaan dunia ini tidak dapat menandingi akses kita kepada Tuhan. Sebab tanpa kita memiliki koneksi yang baik dengan Tuhan, sebenarnya kita adalah orang malang sekalipun harta kekayaan banyak. Kalau anda miskin + tidak dapat akses untuk terkoneksi dengan Tuhan betapa luar biasa kemalangan kita.
Saya pernah mendengar seorang teman berkata: saya sudah bisa kok berbahasa Roh. Berarti Tuhan kan memakai saya?
Saya tidak kagum dengan orang yang katanya bisa berbahasa roh kalau saya melihat masih suka bohong, suka selingkuh. Saya malah curiga, apa benaran bahasa Roh? Jangan-jangan cuma contekan karena persaingan buat berbicara bahasa asing supaya terlihat rohani didepan orang lain. Roh juga peka membedakan penuh Roh, atau hanya latah.
Daripada mengumbar tentang kebisaan yang katanya bahasa roh, alangkah lebih baik kita menguji kualitas ketaatan kita kepada Tuhan, hubungan personal kita kepada Tuhan.
Coba cek akses yang kita bangun kepada Tuhan, apakah kita dengan mudah terkoneksi dengan Tuhan atau ibadah kita kering?
Jangan sampai doa dan penyembahan kita kepada Tuhan hanya sebatas liturgi tanpa mengalami terobosan sehingga tidak mengalami pembaharuan akal Budi.
Sebab didalam Tuhan, kedekatan dengan Tuhan menjauhkan kita dari dosa. Namun, kalau kita masih bersekongkol dengan dosa dengan suka main mata dengan dosa, apakah bahasa Roh itu yang sering diumbar itu benar-benar pekerjaan Roh Kudus? Aku tidak percaya itu 😏
Perhatikanlah Efesus 5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
Mazmur 119:98
Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
Post a Comment for "Mengucap Syukurlah senantiasa Sekalipun Miskin dan Menderita"