Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kotbah-Kotbah Berkat Kekayaan, Kelimpahan Membuatku Merasa Berdosa.

 


Beberapa tahun silam telinga saya seringkali di suguhi kotbah-kotbah tentang kekayaan, berkat, prosperity atau Kelimpahan. Menarik memang, karena berbicara tentang uang, di berkati dengan kekayaan melimpah, hidup enak. Bagi yang ingin kenikmatan dunia dan ingin berlama-lama tinggal di dunia, kotbah-kotbah seperti ini sangat di tunggu-tunggu dan sangat menggairahkan.


Hingga pada suatu waktu, membuat saya merasa berdosa atas kotbah-kotbah berkat, kekayaan, kelimpahan itu. Muncul dipikiran saya, saya sudah lama dengan Tuhan, sudah sungguh-sungguh, sungguh-sungguh menjaga hati kok tidak kaya-kaya? Lalu dalam hati saya bertanya, apa yang salah padaku kok aku tidak kaya-kaya?


Pendeta selalu bilang, orang Kristen kalau ikut Tuhan pasti kaya, hidupnya diberkati {materi}. Sedangkan saya sudah cukup lama ikut Tuhan, sudah puluhan tahun, kenapa tidak kaya-kaya. Pasti ada yang salah. Pikirku.


Saya didikte bersalah dan berdosa oleh keadaan saya sendiri akibat kotbah pendeta-pendeta yang mengatakan bahwa orang Kristen itu harus kaya, hidup diberkati {materi}, hidup berkelimpahan {materi lagi}, karena Kristus rela jadi miskin supaya kita kaya. Tuhan itu ingin kita kaya.


Kaya apa dulu. Injil itu berbicara hal Kerajaan sorga bukan kejayaan dan kekayaan duniawi. Sampai disini paham ya! Iblis, pada waktu mencobai Yesus, yang iblis tawarkan adalah kekayaan, keindahan dan kemegahan dunia. Waw...berbanding terbalik ya.


Yesus waktu di bumi, dia tidak mengejar kekayaan duniawi, yang Dia beritakan adalah hal kerajaan sorga dan pembebasan jiwa-jiwa yang terbelenggu. Yesus tidak tertarik untuk itu, dan pengajaran-Nya bukan untuk itu. Selama pikiran hamba Tuhan masih terikat dengan harta duniawi, itu bukan hamba Tuhan sungguhan. Karena hamba Tuhan sungguhan tidak memikirkan urusan perut dan kantong. Jadi, setiap hamba Tuhan yang kotbahnya tidak lepas dari berkat jasmani, itu bukan hamba Tuhan, melainkan hamba uang.

1 Timotius 6:8

Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. 




Ingat teman saya di suatu Minggu, melaporkan kepada saya dari studio satu (gedung gereja) dengan kritiknya : kotbahnya tidak jauh dari berkat. Artinya, orang-orang sudah pada bangun dari tidur panjangnya setelah sekian lama di nina-bobokan dengan kotbah-kotbah berkat, kelimpahan, kekayaan, prosperity atau apalah. Ada kemajuan menuju kepada kemajuan iman.


Ada banyak jemaat yang sudah muak dengan kotbah tentang berkat, berkat dan berkat. Saya berdoa dan berharap semoga banyak orang yang pikirannya di bukakan sehingga mengerti tentang panggilan mereka, sebab mereka juga dipilih bukan untuk menetap di dunia ini, tetapi mereka dipilih untuk menjadi mempelai-mempelai Kristus. Ahli waris kerajaan sorga.


Pada waktu saya tertuduh atas keadaan sendiri oleh karena kotbah-kotbah pendeta yang mengatakan orang Kristen pasti kaya, diberkati berlimpah-limpah, akhirnya muncul rasa malu dan minder. Malu dan minder kepada jemaat yang lain yang hidupnya bergelimang harta, kekayaan melimpah. 


Saya mulai menilai, orang-orang kaya inilah orang yang benar, karena hidup mereka diberkati, banyak harta, banyak kekayaan persis yang dikotbahkan mereka. Dan mungkin saja orang-orang kaya dalam gereja itu pun menduga, merekalah sesungguhnya orang yang beriman karena sudah diberkati Tuhan dengan banyak kekayaan {materi}.


Pikirku saat itu, saya miskin harta dunia, tentulah orang berpikir juga bahwa saya berdosa (benar, saya orang berdosa), pasti sedang melakukan dosa dan gagal dengan iman saya, teman-teman yang sama seperti saya juga pasti sedang melakukan dosa, makanya tidak kaya-kaya. Masih tidak beres dihadapan Tuhan. 


Jadi saat itu pikiran saya benar-benar buta, di butakan oleh kotbah pendeta-pendeta mata duitan itu. Dan akibat kotbah-kotbah itu, saya jadi benar-benar berdosa karena berani menilai orang yang bukan-bukan dan membuat saya merasa bersalah dan berdosa.


Baru saya sadar setelah baca kitab Filipi 3:8

Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, 


Selubung itu terangkat. Kekayaan itu adalah Yesus sendiri yang dianugerahkan Allah bagi kita karena kepercayaan kita yang mana kita mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya. Dia-lah kekayaan sesungguhnya, milik pusaka kita. 


Harta dunia bukanlah fokus kita, tetapi pengenalan akan Allah oleh Yesus Kristus dan kemuliaan-Nya, sehingga oleh pembaharuan akal budi, roh dan jiwa untuk menjadi serupa dengan gambar anak-Nya Yesus Ktristus. Itulah kekayaan yang Yesus maksud. Kita menjadi serupa dan segambar yang terus dibawa masuk dalam kemuliaan-Nya.


Ketika kita selalu terhubung dengan Yesus, sehingga kita bisa melihat terang cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang adalah Gambaran Allah. Itulah Berkat sesungguhnya, bukan berkat dunia yang menuju kesudahannya.

1 Timotius 6:9 (TB)  Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.


Post a Comment for "Kotbah-Kotbah Berkat Kekayaan, Kelimpahan Membuatku Merasa Berdosa."