Tatkala Hatiku dipakukan pada Firman TUHAN
"Ditolak, udah! Diusir, udah! Dianggap rendah dan hina, udah!, dianggap sesat lalu di usir, udah! Ditendang? Jangan ditanya! Dikutuki, udah lama! dibiarkan? Udah!
Apakah Imanku menjadi lemah? Tidak
Apakah aku dendam? TidakApakah aku mundur? TidakApakah aku balik mengutuki? TidakApakah aku berusaha membenci? Tidak
Aku tetap berusaha ada diantara mereka meski hati...nyesss...sakit bukan kepalang.
Obatnya cuma satu : Kasih Yesus Kristus yang kuterima dan kurasakan lebih besar dari semua bentuk penolakan, penghinaan, Caci maki, pukulan dan tendangan serta kata-kata kutukan yang ditimpakan orang kepadaku.
Alasannya: Karena Yesus telah terlebih dulu dibenci oleh dunia ini. Jadi kalau aku mengalami semua ini aku tidak kaget, karena Yesus sudah memberi teladan untuk semua itu. Dia teladan hidupku. Kata-katanya selalu buat aku tenang dan menjadi Dia selalu sumber inspirasi bagiku.
Aku selalu bersemangat jika menyebut dan mendengar namaNya. aku ingin terus belajar mengenalNya dan lebih dekat denganNya serta mengerti kehendaknya dan itulah yang kuingini. Karena semakin aku kenal Dia semakin aku mudah menjalani hidup dan semakin cerdaslah aku dan semakin bijaksana.
1 Kor 1:27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, 1:28 dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, 1:29 supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah."
Siang itu pada saat jam istrahat makan, saya sempatkan berdoa kepada TUHAN. Sederhana, saya terduduk berdoa, sesekali menyembah.
Ada sesuatu kebingungan dalam hatiku yang rasanya tak kunjung ada jawaban. Kenapa, dan kenapa.....
Lama aku berdoa sambil sesekali terdiam menanti kalau mungkin TUHAN menyampaikan sesuatu padaku tentang pertanyaanku.
Saya merasa selama ini selama merantau sepertinya tidak ada terobosan yang terjadi, sudah lama ini menjadi pertanyaan dalam hidupku dan hanya menjadi sebuah teka-teki yang tak terpecahkan.
Saya sering menyelidiki diriku, mungkin ada sesuatu yang salah pada hidupku, terus, saya coba ingat dan ingat dan saya merasa tidak masalah. Lalu masalahnya dimana? Saya mikirnya begini: saya sudah lama ikut Tuhan, kok keadaan seperti ini terus? Mentok tak ada perubahan dalam hidup. Kadang saya mikir, capek hidup begini....
Dalam saya diam, saya seperti diingatkan tentang masa laluku. Masa lalu? Iya masa lalu. Masa lalu yang tidak segera dibereskan akan menjadi bumerang dimasa mendatang. Masa lalu sangat berpengaruh kemasa kini, dan masa kini mempengaruhi masa depan. Paham ya!
Apakah masa laluku buruk? Relatif...
Karena aku tidak melakukan kejahatan (menurutku begitu). Kesalahan-kesalahan kecil bagiku lumrah karena itu manusiawi dan seiring waktu berjalan, lama-lama terus diperbaharui sampai seperti sekarang ini.
Selama doa, air mata plus angka sebelas sama-sama berkejar-kejaran jatuh kelantai. Saya sedih sekali saat itu, kok gini ya TUHAN? Saya mulai membela diri tapi bathin berontak. Saya tetap berjuang untuk membela diri, lagi-lagi bathinku menolak.
Sudah, aku kalah...
Mungkin ada yang penasaran, kalau infonya tidak lengkap...
Siang itu aku seperti diberitahu bahwa akar dari segala kegagalanku selama ini adalah karena ada orang yang menimpakan perkataan kutuk kepadaku. Saya tidak tahu kesalahan dibagian mana yang membuat dia memutuskan untuk mengeluarkan kata-kata kutuk kepadaku.
Saya bilang: setega itukah dia mengeluarkan kutuk kepadaku sedangkan saya sendiri adik kandungnya. Adik kandung loh ya, bukan orang lain.
Hatiku tambah hancur, dan setelah kejadian itu aku ingin curhat sama nyak, tapi nyak susah dihubungi. Sudah, saya diam.
Setelah aku dapat info itu, saya minta ampun sama TUhan sekaligus minta Tuhan cabut setiap perkataan kutuk yang pernah diucapkan dan ditimpakan orang padaku. Ngeri sekali...
Jujur loh, ini bukan pembelaan, saya merasa tidak ada masalah dengan saudaraku ini. Karena setiap ada masalah, kalau aku datang kerumahnya, saya menganggap semua kesalahpahaman sudah selesai. Tetapi mereka terutama iparku (istrinya) sering nyelekit kalau ngomong, kadang membuat hati, nyessss pedih terasa. Dan saya anggap itu pribadi dia dan saya tidak membesar-besarkan.
Sakitnya terasa dalam setelah aku tahu bahwa mereka menimpakan perkataan kutuk padaku. Itu yang memecahkan tangisku. Aku meratap....
Saat itulah aku melihat hatiku terpaku (dipakukan) disebuah dinding dimana terdapat FIRMAN-FIRMAN Tuhan. Saya tidak mengerti dengan semua ini. Saya belum dapat Firmannya, nanti kalau ada ku share disini, tapi kalau ada yang tahu tolong dishare.
Saya menderita berpuluh tahun akibat kutuk mereka, tetapi mereka diam dan tetap melukai hatiku. Namun bagaimana pun mereka telah melukai aku dan membuat penderitaan sekalipun dalam hidupku, aku katakan : Tuhan, aku tidak membenci mereka, aku memberkati mereka. (Tuh kan nangis lagi....)
Aku ingat keponakanku, aku menyayangi mereka. Tuhan, bagimanapun mereka menyakiti aku, mereka adalah keluargaku.
Aku tidak berani menyatakan sesuatu perkataan yang buruk bagi mereka.
Aku bilang lagi sama TUHAN; Aku telah menanggung semua penderitaan ini, dan aku rela dan menerima semua ini, jangan hukum mereka, aku mengasihi mereka, aku sudah menanggungnya Tuhan Yesus, aku mengampuni mereka tapi Tolong ampuni aku, ampuni dosa-dosaku, aku yang bersalah dan ENGKAU-lah yang benar.
Saya merendahkan diri ku walaupun aku tidak tahu apa kesalahan dan dosa yang kuperbuat kepada mereka. Demi kesalamatanku dan hubunganku kepada TUHAN aku lakukan.
Saya berharap semua baik-baik saja. Saya tidak ingin mereka kenapa-kenapa
saya juga punya beban moral dan tanggung jawab bagi ponakanku seandainya ada apa-apa.
Sudah iklaskan saja itu lebih nyaman daripada menaruh dendam.
Post a Comment for "Tatkala Hatiku dipakukan pada Firman TUHAN"