Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kok hidup begini-begini saja, salahnya dimana?



Hidup kok begini-begini saja, salahnya dimana?
Ok, Pernah kamu pas waktu sendirian, dalam sedang melamun memikirkan " kok hidup begini-begini saja?  Datar seperti dipadang rumput sabana dan gurun pasir sahara? Tidak ada yang berubah dari tahun ketahun?

Bagi sebagian orang, yah mungkin tidak suka tantangan atau hidupnya berada pada zona nyaman yang semuanya serba pas.
* pas mau makan ada makanan
* Pas mau shopping ada uang meski pinjaman di credit card
* pas pengen mobil ada
* pas pengen rumah, rumah tersedia
* pas pengen bini ada, tinggal calling-calling
* Pas pengen suami, ada
pokoknya semua ada. Jadi kenyataan nya jauh dari pengalaman ini.


Mungkin ketika usiamu masih remaja, yang semuanya masih bergantung sama nyak dan babe. Beranjak dewasa dan mulai bekerja, dengan upah minimun, ya masih biasa. Namanya belum dewasa masih penjajakan karir. Gaji minimun tidak masalahlah, anggap saja sebagai batu loncatan sekalian cari ilmu karena belum ada tanggung jawab.

Yups, semua itu oke-oke ajalah bagi kamu yang baru mandiri. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Saya hanya lulusan SMK.
Bertahun-bertahun saya sudah menghabiskan waktu untuk bekerja semenjak saya berhenti sekolah setelah lulus SMK. Dengan terburu-buru ibu harus mengantar saya kesebuah propinsi di pulau Sumatera agar aku bisa segera bekerja.  Saya memang bekerja, ya bekerja, bekerja saja. Tidak ada terlintas dipikiran untuk menjadi seorang wanita karir. Bagaimana mungkin itu terjadi sedangkan saya tidak pernah mengecap namanya bangku kuliah?. Pegawai bisa saja yang penting dapat gaji.

Pengalaman ini yang membuat saya jenuh sampai tingkat dewa. Bertahun-tahun berperan sebagai "babu" diperusahaan orang kaya dengan upah minimum membuat saya sadar dan mengambil cermin yang besar dan dalam jumlah banyak hanya untuk berkaca. Hanya sebagai figuran,  ini yang hari ini dipakai besok mungkin bisa dibuang.


Begini:
Kamu tahu digenerasi apa kamu hidup sekarang?
Ya,.....milenial...
Milenial itu identiknya persaingan.
Selamat! Kamu berada di generasi perang cyber.
Begitulah aku cara menyebutnya. Kamu yang ada digenerasi ini pasti tahulah maksudnya.

Saat aku mengambil kaca besar dan banyak (khiasan). Saya melihat diriku yang tidak seberapa ini berdiri digenerasi cyber ini,...


Kalau saya sih optimis, saya punya Tuhan yang besar, masakan saya melihat diri saya begitu kerdil?,  Oh nooooooww. Tuhanku besar dan saya pun ikut BBB....
Masalah lulusan, taruh dibelakang aja, itu bukan pilihan tapi uang ortu gak support.

Ini yang saya coba telusuri, dibagian manakah yang salah, kok hidup ini hanya begini-begini saja?
Pendidikan boleh SMK tapi cara pandang jangan sebatas SMK, usahakan melampaui Pemikiran Sarjana, ini namanya melampaui batasan.

Ah.... Aku coba tanya para pembaca ini, pernah gak ngerasain kayak perasaan gue padamu? Criiiit

Beruntung kamu gak punya pengalaman kek gue. Sedih tau... Uhuk...uhuk....

Tapi syukur,,
Gue ini adalah makhluk Tuhan yang optimis dan mudah muf on (Move on) ntar bingung artinya secara di google terjemahan tidak terdaftar.
(Nah,,,, kalau cara ini kamu juga harus punya).


Tuhan......?
Salahnya dimana?....
Kok....
Hidup aku begini-begini saja, tidak ada terobosan?

Kalau kebanyakan orang pasti bilang :
Tuhan apa salahku?
Saya ga tanya begitu, nanti Tuhan buat daftar kesalahan dari A sampai Z. Bisa bertambah pusing saya.

Tapi saya tanya Tuhan:
Tuhan salahnya dimana?
Dan apa yang harus kulakukan?
Nah kalau yang ini, Tuhan akan kasih tahu kita...
Salahnya disini, dan bla..bla..
Apa yang harus kita lakukan nanti Tuhan tuntun...


Kalau kamu tanya:
Apa salahku?, itu nanti bagiannya pas pengakuan dosa aja.

Saya itu punya banyak hobi sebenarnya. Kalau kamu mau tahu ada 25 hobi yang keren-keren, hobi saya juga ada disini. 
Tapi...
Hobi yang paling masuk kejiwa adalah..Ambil pena, coret dinding coret tembok. Kalau sekarang udah milenium, jadi medianya ganti ke gadget.


* Jadi apa salahnya?

Salahnya saya adalah ketika saya punya passion buat angkat pena, tapi tidak saya aplikasikan dalam hidup saya.
Kalau untuk karir, itu tidaklah mudah dan bukan aku banget itu.  Saya hanya lulusan S3, dan saya tidak permasalahkan itu. 

Just info: kalau gaji dan jabatan, saya bisa setara dengan mereka yang lulus sarjana.

Tapi itu tidak membuat saya berhenti mencari peluang atau berhenti menggali potensi saya. Saya bekerja sekaligus ngeblog. Karena saya sudah jenuh kerja sama orang, jadi saya sedang mempersiapkan blog saya sebaik mungkin. Dan kejar tayang saya sampai Februari bulan ini. Semoga tidak ada halangan. Setelah semua clear, rencananya saya fokus urus blog.


*Apa yang harus saya lakukan?
Kembali kepada kasih mula-mula...
Kalau passionmu menulis, buatlah karya tulis yang bisa mempesona hatiku, nanti aku pasti jatuh cinta padamu. Dan itu yang saya lakukan menjawab pertanyaan itu.

Mungkin juga kamu mengalami hal yang sama dengan saya, ingat dan pahamilah dirimu dan tanya Tuhan. Saya percaya setiap pertanyaan pasti ada jawaban. Butuh palu untuk mengungkit. Mungkin butuh palu itu bagimu saat ini. Jangan takut "bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian"

Memulai lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Akhir kata dari saya :


Efesus 3:20
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,







Post a Comment for "Kok hidup begini-begini saja, salahnya dimana?"