Beroleh Masuk Takhta Kasih Karunia Tuhan
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Saya awali dengan cerita pengalaman hidup saya bagaimana saya beroleh masuk dalam takhta kasih karunia Tuhan.
Hari itu tepatnya Minggu 8 September 2019. Pagi-pagi saya datang menghadap Tuhan dalam doa dan penyembahan. Saat itu, ibu saya sedang sakit. Sudah satu Minggu penuh ibu saya mengalami sakit itu tetapi baru setelah 4 -5 hari berlalu ibu baru memberitahu kami bahwa dia sedang sakit. Singkatnya, saya berkeinginan untuk pulang menjenguk dia sekaligus untuk merawat dia untuk beberapa hari. Tapi apa daya, saya tidak punya uang. Saya berharap bisa pulang dan berada disampingnya untuk menemani dia. Jika sekiranya ada ongkos beli tiket naik pesawat PP untuk satu Minggu ke depan saya pasti pulang. Ongkos naik pesawat bukanlah murah. Untuk sekali pergi saja akan menghabiskan gaji saya bekerja selama sebulan. Sulit sekali bagi saya. Jalan satu-satunya yang mungkin dapat menolong saya adalah berdoa dan minta mukjizat.
Saya percaya mukjizat itu pasti terjadi. Itulah iman saya. Saya berdoa sungguh-sungguh kepada Bapa di sorga sekiranya Ia berkenan mengabulkan permohonan saya dan tidak menolak permintaan saya.
Saya menunggu mukjizat itu selama tiga hari tidak juga terjadi. Sedihnya bukan kepalang. Bagaimana tidak, dalam kondisi jauh dan jarang pulang tiba-tiba dapat kabar sakit dan tidak ada yang merawat. Disitu hati saya pilu. Rasanya dada saya rontok. Saya menangis membayangkan ibu saya dalam keadaan terbaring. Ini sesuatu yang tidak pernah terjadi. Dia menangis mengadukan kesakitannya kepada saya. Apa yang tidak saya ketahui selama ini, dia beritahu. Bertambah lah beban kesedihanku.
Apa yang belum pernah saya lakukan, saya lakukan saat itu. Tiap hari saya telepon dia untuk memastikan kondisinya baik-baik saja dan dia tidak tambah parah. Saat dia bercerita, saya tanggapi dengan nasihat-nasihat yang bersumber dari Alkitab sebagai peneguhan hatinya bahwa tidak perlu memikirkan hal-hal yang berat. Sesaat ia menerima semua nasihat dari saya, tetapi setelah telepon diakhiri apakah ia masih berpikir keras saya tidak tahu. Saya hanya berharap sembari berdoa supaya ibu saya ini sembuh. Saya tidak tahan rasanya jika mendengar ada keluarga yang sakit apalagi ibu.
Hari Jumat, saya coba urus surat cuti kalau-kalau Tuhan buat mukjizat bagi saya dan ibu. Saya bawa form cuti saya kerumah. Saya mau angkat itu surat cuti dihadapan Tuhan sebagai tanda kerinduan saya akan pulang kampung halaman. Saya bersujud dilantai kembali minta mukjizat. Saya berkata kepada Tuhan: Tuhan saya sudah urus surat cuti saya, tetapi dananya tidak ada. Saya tidak cukup iman untuk melangkah apabila uangnya tidak ada. Bayangkan, bukan karena tidak cukup, tetapi tidak ada sama sekali. Namu saya masih terus berharap.
Tuhan, saya tidak tahu dimana berkat itu berada, tolong bawa aku kesana dan tunjukkan dimana tempatnya. Saya tidak akan gunakan uang itu untuk keperluan pribadiku jika uang itu ada, bahkan jika ada sisanya saya akan hitung dan kuberikan kepada ibu. Engkau tahu, kasihku kepada ibuku yang membuat saya ingin pulang dan menjenguk serta merawat untuk beberapa hari. Itu yang selalu saya perkataan sebagai dasar saya berharap sekiranya dapat untuk menggerakkan hati Tuhan. Sebab saya ingat beberapa kali gembala saya berkata: mukjizat terjadi ketika ada kasih - belas kasihan. Dan saya kutip ayatnya:
Sampai Minggu berlalu, mukjizat yang saya harapkan tidak terjadi. Pagi-pagi Minggu itu saya kembali berdoa kepada Tuhan. Lalu saya ingat Ibrani 4:16. Saya katakan: Tuhan hari ini saya datang dengan penuh keberanian masuk Takhta kasih karunia-Mu. Begitu saya katakan demikian saya merasakan hadirat Tuhan benar-benar membawa saya masuk. Saya mau lebih lagi Tuhan, lebih lagi....
Saat saya mengatakan itu, saya seperti melihat di dalam roh ada penguasa yang jatuh dari atas. Saya percaya sekali itu adalah sosok penguasa dalam hidup saya. Ketika saya masuk dalam takhta kasih Karunia Bapa, yang otomatis saya sedang dalam genggaman Yesus, saat itu juga penguasa itu meninggalkan tubuh saya runtuh dan tercampak ke bumi paling dalam. Saat itu saya benar-benar merasakan kebebasan dan kemerdekaan yang luar biasa.
Jika anda membaca semua tulisan saya di blog ini, anda bisa melihat dan mendapati penderitaan saya selama ini.
Beberapa hari sebelumnya ketika saya menyembah saya sangat diberkati dengan Firman Tuhan. Selain penyembahan kepada Bapa yang mengharuskan saya untuk menyembah Bapa dalam roh dan Kebenaran (Yoh 4:23) - Firman Tuhan adalah senjata paling ampuh untuk menghancurkan kuasa - penguasa gelap. Ini adalah senjata peperangan rohani yang tidak kasat mata. Ini sebuah kebenaran yang baru saja di singkapkan kepada saya.
Ketika saya baca, sepertinya Tuhan memberikan kepastian dan jaminan kepada saya. Persis seperti yang tertulis di Alkitab kita.
Ada satu kata yang sangat menonjol : Kasih. Tuhan adalah KASIH.
Roma 8:32
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Ayat ini sengaja saya jadikan background laptop kerja saya supaya tiap pagi ketika saya buka laptop, saya bisa baca, kalau-kalau saya lupa. Karena ini ayat sangat penting dalam hidup saya. Saya tidak mengatakan bahwa ayat lain tidak penting. Semua firman berguna dan bermanfaat untuk mengajar, membangun, menasehati . Tetapi Tuhan memberi Rhema yang mengubah hidup seseorang. Itulah yang saya maksud.
Kotbah Minggu itu seolah memvalidasi anugerah yang saya terima dari Tuhan hari itu. PS. Victor Waang, menjelaskan dengan baik anugerah masuk Takhta kasih karunia. Walaupun saya tidak dapat mengulang kotbahnya untuk saya jadikan tulisan, tapi paling tidak ini salah satu sinkronisasi yang datang bukanlah secara kebetulan. Dari garis besar, Kasih Karunia adalah jaminan bagi setiap orang untuk mendapatkan anugerah dengan gambaran yang besar dari apa yang TUHAN sediakan dan kerjakan dalam hidup seseorang.
Apa yang belum pernah saya lakukan, saya lakukan saat itu. Tiap hari saya telepon dia untuk memastikan kondisinya baik-baik saja dan dia tidak tambah parah. Saat dia bercerita, saya tanggapi dengan nasihat-nasihat yang bersumber dari Alkitab sebagai peneguhan hatinya bahwa tidak perlu memikirkan hal-hal yang berat. Sesaat ia menerima semua nasihat dari saya, tetapi setelah telepon diakhiri apakah ia masih berpikir keras saya tidak tahu. Saya hanya berharap sembari berdoa supaya ibu saya ini sembuh. Saya tidak tahan rasanya jika mendengar ada keluarga yang sakit apalagi ibu.
Hari Jumat, saya coba urus surat cuti kalau-kalau Tuhan buat mukjizat bagi saya dan ibu. Saya bawa form cuti saya kerumah. Saya mau angkat itu surat cuti dihadapan Tuhan sebagai tanda kerinduan saya akan pulang kampung halaman. Saya bersujud dilantai kembali minta mukjizat. Saya berkata kepada Tuhan: Tuhan saya sudah urus surat cuti saya, tetapi dananya tidak ada. Saya tidak cukup iman untuk melangkah apabila uangnya tidak ada. Bayangkan, bukan karena tidak cukup, tetapi tidak ada sama sekali. Namu saya masih terus berharap.
Tuhan, saya tidak tahu dimana berkat itu berada, tolong bawa aku kesana dan tunjukkan dimana tempatnya. Saya tidak akan gunakan uang itu untuk keperluan pribadiku jika uang itu ada, bahkan jika ada sisanya saya akan hitung dan kuberikan kepada ibu. Engkau tahu, kasihku kepada ibuku yang membuat saya ingin pulang dan menjenguk serta merawat untuk beberapa hari. Itu yang selalu saya perkataan sebagai dasar saya berharap sekiranya dapat untuk menggerakkan hati Tuhan. Sebab saya ingat beberapa kali gembala saya berkata: mukjizat terjadi ketika ada kasih - belas kasihan. Dan saya kutip ayatnya:
Matius 14:14
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
Sampai Minggu berlalu, mukjizat yang saya harapkan tidak terjadi. Pagi-pagi Minggu itu saya kembali berdoa kepada Tuhan. Lalu saya ingat Ibrani 4:16. Saya katakan: Tuhan hari ini saya datang dengan penuh keberanian masuk Takhta kasih karunia-Mu. Begitu saya katakan demikian saya merasakan hadirat Tuhan benar-benar membawa saya masuk. Saya mau lebih lagi Tuhan, lebih lagi....
Kasih Karunia adalah jaminan bagi setiap orang untuk mendapatkan anugerah dengan gambaran yang besar dari apa yang TUHAN sediakan dan kerjakan dalam hidup seseorang.
Saat saya mengatakan itu, saya seperti melihat di dalam roh ada penguasa yang jatuh dari atas. Saya percaya sekali itu adalah sosok penguasa dalam hidup saya. Ketika saya masuk dalam takhta kasih Karunia Bapa, yang otomatis saya sedang dalam genggaman Yesus, saat itu juga penguasa itu meninggalkan tubuh saya runtuh dan tercampak ke bumi paling dalam. Saat itu saya benar-benar merasakan kebebasan dan kemerdekaan yang luar biasa.
Jika anda membaca semua tulisan saya di blog ini, anda bisa melihat dan mendapati penderitaan saya selama ini.
Beberapa hari sebelumnya ketika saya menyembah saya sangat diberkati dengan Firman Tuhan. Selain penyembahan kepada Bapa yang mengharuskan saya untuk menyembah Bapa dalam roh dan Kebenaran (Yoh 4:23) - Firman Tuhan adalah senjata paling ampuh untuk menghancurkan kuasa - penguasa gelap. Ini adalah senjata peperangan rohani yang tidak kasat mata. Ini sebuah kebenaran yang baru saja di singkapkan kepada saya.
Ketika saya baca, sepertinya Tuhan memberikan kepastian dan jaminan kepada saya. Persis seperti yang tertulis di Alkitab kita.
Yohanes 8:32
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Tuhan menyingkapkan sebuah harta rohani yang tersimpan di sorga dan baru saya ketahui walaupun mungkin sudah berapa kali saya baca ayat ini.
Saya akan bagikan kepada anda berkat rohani ini, sudah berpuluh tahun saya menjadi orang Kristen, baru di bulan September 2019 ayat ini tersingkap.
Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh. Mazmur 119:130
Dan inilah Firman yang membuka rahasia itu supaya saya mendapat akses masuk Takhta kasih karunia Bapa di dalam Yesus Kristus Tuhan dan Juru selamat saya. Dan tolong dihapal ya:
Roma 8:32
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Iman timbul dari pendengar dan pendenganan oleh Firman Kristus Roma 10:17.
Tuhan menyingkapkan sebuah kebenaran yang lama tertutup dari saya. Saya juga tidak tahu salahnya dimana. Tetapi begitu Ia tersingkap maka iman timbul. Semakin saya perkataan semakin iman saya bertumbuh.
Lalu ada satu lagi yang sama dengan ayat itu, itupun membuat saya sadar siapa saya - anda - kita semua dihadapan Tuhan.
Dari penyembahan itu, kita diajarkan kasih. Dan kasih itu memberi. Ada satu kalimat yang membuat saya damai sejahtera. Dan kalimat itu sulit saya terjemahkan dalam sebuah kalimat. Paham enggak maksudnya?😂😂😂😂 Jadi seperti ini: saya dalam kondisi bingung. Apakah uang ini akan cukup? Tapi saya percaya sama Tuhan pasti cukup. Tapi dalam hitung-hitungan manusia tidak cukup. Tetapi ketika saya memberi dengan kasih, saya akan melihat kekurangan saya dicukupkan. Nah itulah iman.
Setelah saya menyembah, memberi bukan lagi karena supaya saya mendapatkan kembali atau dengan kata lain supaya saya diberkati. Tidak.... Penyembahan itu mengubah paradigma saya terhadap memberi. Memberi itu karena kasih bukan supaya diberkati. Memberi itu ketaatan bukan supaya diberkati. Jadi, ketika saya memberi, secara manusia uang saya pasti kurang, tetapi saya katakan pada: Tuhan saya memberi karena kasih dan belajar taat bukan supaya diberkati.
Roma 8:1
Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
Kedua ayat ini sekaligus mengubah pandangan saya terhadap diri saya. Selama ini, saya berpikir tentang diri saya dan kegagalan saya adalah akibat dari hukuman kutukan yang ditimpakan orang kepada saya. Seringkali saya merenungi nasib saya dan membuat statement bahwa apa yang saya alami akibat dari kesalahan-kesalahan dari nenek moyang dan juga orang tua saya. Saya tidak bisa melihat diri saya sebagai gambaran pribadi yang sudah ditebus oleh darah Yesus. Penglihatan saya akan janji Tuhan seolah tertutup rapat. Tidak ada yang saya kerjakan berhasil. Harapan saya seolah terbelenggu.
Efesus 1:3
Terpujilah Elohim dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
Terpujilah Elohim dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
Tetapi ketika saya tersungkur dihadapan Tuhan, saya menyembah layaknya perempuan yang menyembah Tuhan Yesus dan menyekanya dengan rambut, saya mencoba menyembah Dia dengan seluruh hidupku. Gambaran seorang perempuan berdosa yang datang kepada Yesus dengan kerendahan hati dengan membawa persembahan terbaik dan berharga (precious) kehadapan Tuhan. Saya katakan kepada Tuhan: Tuhan, aku datang menyembah-Mu dengan seluruh hidupku. Aku adalah perempuan miskin, aku tidak punya apa-apa Tuhan, aku hanya punya hati ini dan aku merendahkan diriku. Inilah persembahan terbaik yang dapat kuberikan. Aku tidak punya apa-apa Tuhan, aku seorang perempuan miskin.
Saat penyembahan itu, saya tidak punya apa-apa yang dapat kuberikan. Apa yang saya punya itulah yang kubawa. Hatiku dan penyembahanku. Rambutku yang terurai menyapu seluruh air mataku yang jatuh kelantai. Penyembahan itu, itulah seluruh hidupku.
Sejak pengalaman itu, membuat saya lebih lagi untuk menyembah dan mempertahankan jangan sampai penyembahan itu hilang dari hidupku. Yang harus tetap saya jaga ialah satu kata : MENYEMBAH. Dari penyembahan inilah muncul hikmat-hikmat Tuhan. Apa yang tidak kita ketahui kendati kita mungkin baca berulangkali, tetapi ketika Tuhan sendiri singkapkan, maka akan tersingkap. Namun sebaliknya, Iblis berusaha menyembunyikan pengetahuan ini dari pada kita.
Jelas, bukan karena kita tidak berdoa. Saya selama 21 tahun lebih lahir baru. Bahasa roh sudah, menyembah sudah, baca Alkitab sudah, puasa sudah. Melayani? Ini yang saya tidak tahu. Kalau saya ditanya: ya saya melayani. Meskipun pelayanan saya tidak berada di gedung gereja. Tetapi satu hal yang saya pastikan: Menyembah. Kalau saya mengartikan kata : MENYEMBAH sangat luas cakupannya. Bukan hanya menyanyikan lagu-lagu penyembahan. MENYEMBAH mencakup seluruh hidup kita. Memberi dengan hati.
Ketika saya menyembah, saya benar-benar All Out saat itu. Saya benar-benar ingin menyerahkan seluruh hidup saya. Dengan kasih.
Waktu itu saya sudah cukup lama tidak memberi perpuluhan. Tetapi ketika saya menyembah ... Saya ingin memberikan dengan kasih. Lalu saya sempat tulis di Facebook, ya tujuannya untuk mengajak orang untuk memberi perpuluhan. Kadang kalau kita ngomong seringkali tidak sejalan dengan apa yang kita lakukan. Tetapi berbeda dengan Firman Tuhan karena merupakan pedang bermata dua. Jika kita menulisnya maka kita di godog supaya melakukannya juga. Kalau kita hanya bisa menulis tapi tidak bisa menjalankan, absurd banget, iya kan 😆😆😆😆?
Dari penyembahan itu, kita diajarkan kasih. Dan kasih itu memberi. Ada satu kalimat yang membuat saya damai sejahtera. Dan kalimat itu sulit saya terjemahkan dalam sebuah kalimat. Paham enggak maksudnya?😂😂😂😂 Jadi seperti ini: saya dalam kondisi bingung. Apakah uang ini akan cukup? Tapi saya percaya sama Tuhan pasti cukup. Tapi dalam hitung-hitungan manusia tidak cukup. Tetapi ketika saya memberi dengan kasih, saya akan melihat kekurangan saya dicukupkan. Nah itulah iman.
Ada satu kata yang sangat menonjol : Kasih. Tuhan adalah KASIH.
1 Yohanes 4:16
Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Jadi kalau kasih itu ada didalam kita, itu menujukkan bahwa Tuhan ada bersama kita. Bisa dibayangkan jika Dia ada didalam kita, bukankah kita akan berbuah? Diberkati? Dicukupkan? Dipulihkan?
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Ayat ini sengaja saya jadikan background laptop kerja saya supaya tiap pagi ketika saya buka laptop, saya bisa baca, kalau-kalau saya lupa. Karena ini ayat sangat penting dalam hidup saya. Saya tidak mengatakan bahwa ayat lain tidak penting. Semua firman berguna dan bermanfaat untuk mengajar, membangun, menasehati . Tetapi Tuhan memberi Rhema yang mengubah hidup seseorang. Itulah yang saya maksud.
BEROLEH
JALAN MASUK KE DALAM TAKHTA KASIH KARUNIA TUHAN.
Kotbah Minggu itu seolah memvalidasi anugerah yang saya terima dari Tuhan hari itu. PS. Victor Waang, menjelaskan dengan baik anugerah masuk Takhta kasih karunia. Walaupun saya tidak dapat mengulang kotbahnya untuk saya jadikan tulisan, tapi paling tidak ini salah satu sinkronisasi yang datang bukanlah secara kebetulan. Dari garis besar, Kasih Karunia adalah jaminan bagi setiap orang untuk mendapatkan anugerah dengan gambaran yang besar dari apa yang TUHAN sediakan dan kerjakan dalam hidup seseorang.
Post a Comment for "Beroleh Masuk Takhta Kasih Karunia Tuhan"