Pengalaman Spiritual di Ruang Holy Spirit Yang pertama dan Istimewa'
Doa puasa dilakukan setiap hari Sabtu jam 10.°° - 12.°° wib bertempat di ruang Holy Spirit. Tempat ini diimani sebagai tempat khusus bagi Roh Kudus. Berada di lantai 3 sebuah ruangan yang tidak terlalu besar mungkin kapasitasnya 200 -250 orang (perkiraan saja bukan kapasitas pasti)
Setiap libur Sabtu saya usahakan untuk masuk ruang tersebut. Ruangan tersebut dibangun tahun 2019. Memang di khususkan untuk menara doa dan kegiatan ibadah dalam lingkup lebih kecil seperti doa puasa, doa pagi.
Fiturnya tidak wah tetapi memadai dengan fasilitas secukupnya. Hanya designnya agak sedikit berbeda dengan ruangan lain pada umumnya
Bertepatan libur sincia yang jatuh pada hari sabtu, tidak ada salahnya jika menghabiskan waktu disana selama 2 jam. Waktu 2 jam dengan kerinduan kepada Tuhan itu terasa sangat berbeda. Dan hasilnya tanpa terduga hal unik terjadi pada saya yang rasakan dan sangat menikmati momen itu. Entah mengapa tangis saya pecah saat itu, dalam bathin saya, saya terpanggil untuk melayani Tuhan. Anehnya panggilan pelayanan apa tidak tahu. Saya hanya katakan: saya siap dan saya mau Tuhan bahkan saya siap tinggalkan pekerjaan saya kalau saya harus melayani.
Saya jemaat biasa saudara, yang hanya datang dan pergi selesai ibadah. Lalu saya melayani apa. Talenta saya apa? Saya juga tidak banyak teman sekedar minta saran atau buat curhat. Memang hidup ku terlalu vacuum sih, saya sadar. Namun saya respoon baik panggilan Tuhan buat pelayanan. Saya terbuka pada-Nya, menerima apapun pelayanannya.
Minggu keesokan harinya, entah suara Tuhan atau suara apa didalam hati saya bilang, tunggu jangan langsung pulang. Kelar ibadah, saya masih mantap duduk di kursi menunggu sampai sebagian besar jemaat keluar. Saya coba taati saja suara hati atau suara apa gitu. Tidak lama kemudian saya beranjak untuk pulang. Seorang teman menyapa saya. Dia persilahkan saya duduk didepan kursinya. Menunggu sejenak akhirnya kami memutuskan kekamarnya. Iya sudah ikuti saja, toh dirumah tidak ada kerjaan yang musti dikejarin.
Saya coba tanya ke dia apa ada pelayanan untukku? Dia menjawab pelayanan apa? Saya juga kagak tahu. Saya berusaha mencari tahu, saya pikir gak ada salahnya saya bertanya. Siapa tahu ada rujukan atas apa yang saya dapat. Saya belajar keluar dari kebiasaanku selama ini. Siapa tahu saya menemukan apa yang saya cari.
Menjelang sore saya dibawa masuk kesebuah kamar hotel tidak jauh dari gedung gereja. Sejenak singgah disana Buat istirahat. Berusaha tidur tapi tidak bisa. Saya terbayang ingin mengejar impianku. Lagi-lagi saya pun bingung, impian apa? Sebab sekian lama saya gak punya impian. Sekali membayangkan, ingin mengejar impian. Sekian lama juga saya seperti orang buta yang disuruh kejar impian sebab tidak bisa melihat apa yang harus dikejar. Apa coba? Clue-nya juga gak ada?
Tetap saya respon, walau tidak tahu apa yang kukejar dan bagaimana mengejarnya. Yang ada dalam pikiran saya yang saya kejar yaitu yang saya dapat di room holy spirit dan soal pengejaran dari mana memulainya bidang apa gak tahu, blank.. Sebagai respon awal saya memosting photo saya tanda sepakat bahwa saya dengan seluruh hidup saya berjuang bersama mengejarnya.
Disisi lain saya harus repost diri saya untuk lebih banyak berdiam dalam rumah Tuhan apa pun jenis kegiatannya. Saya baru sadar dan merasakan bagaimana rasanya rindu menyembah di rumah Tuhan. Ah mungkinkah aku merasakan seperti perasaan Daud saat merindukan tempat kediaman Tuhan? Seperti orang jatuh cinta lagi. Mungkin Tuhan sedang mendorong saya masuk dalam panggilan itu? Saya percaya jangkauan Tuhan lebih besar ketika lebih banyak berdiam diri di rumah Tuhan untuk mengejar perkenanan-Nya? Tanpa perkenanan Tuhan tidak mungkin menerima apa-apa. Perkenanan-Nya lah yang menyelesaikan baik urusan pelayanan maupun urusan penting lainnya. Ada gairah ketika undangan untuk menghadap hadiratNya dalam waktu yang kadang sulit buat menyesuaikan. Tetapi dengan keputusan yang mutlak harus tetap dijaga supaya api itu tidak padam. Adakalanya api yang sudah padam sulit dinyalakan kembali. Pada akhirnya akan mengulang lagi dan mulai dari nol lagi. Supaya tidak sampai rest harus konsisten menyuplai minyak dalam roh sampai benar-benar impian itu terjadi.
Tidak mudah untuk selalu memulai. Jika tidak dibarengi dengan ketetapan hati dan rela berkorban, akan mudah menyerah apalagi lama terwujud. Kadang akan menemui tingkat kebosanan sehingga dengan mudah berkata, ah sudahi saja tidak ada hasilnya.
Saya sempat mengalami perasaan hidup bukan lagi dititik nol saking ngenes nya bahkan sampai pada titik minus. Benar-benar berada sudah seperti sampah. Tapi saya punya prinsip, bagaimana rumitnya hidup, saya janji pada Tuhan tidak akan meninggalkanNya. Kalau orang sudah pernah mengecap karunia Roh Kudus dan Firman Tuhan, sulit melepaskan-Nya.
Sungguh, saya melihat diri saya sudah lebih buruk dari sampah. Benar-benar tidak berguna, namun seburuk apapun hidup seseorang Tuhan selalu tinggalkan sesuatu yang sangat berarti. Saat saya lihat diri saya seperti sampah dan tidak ada yang tersisa malah yang ada justru mengejutkan ternyata masih ada tinggal satu yang tersisa yaitu Yesus didalam hidup saya. Yang saya lihat dan saya sadari, Hanya Yesus yang tersisa.
Saat kita terima Yesus, saat itu pun Ia meletakkan batu pertama dalam fondasi bangunan hidup kita. Mungkin kita kehilangan banyak hal dalam hidup sampai membuat hidup begitu pekat. Tetapi Batu Pertama yang di sebut Batu Penjuru itu tidak akan pernah hilang kalau kita tidak membongkar lalu membuangnya. Kita bisa mengubah bangunan hidup kita, tapi kalau batu batu pertama itu tidak kita rubah akan menjadi batu penjuru kita.
Post a Comment for "Pengalaman Spiritual di Ruang Holy Spirit Yang pertama dan Istimewa'"