Mulailah Menyenangkan Diri Dari Hiruk-Pikuk Rutinitas Yang Mulai Membosankan.
Gunakan waktumu walau hanya yang tersisa 1 detik untuk mengasah dan mengembangkan nilai hidupmu |
Adakalanya saya terlampau bosan dan penat menghadapi dunia kerja. Alih-alih untuk beristirahat mengurangi aktivitas dan sedikit bersantai untuk menyenangkan pikiran dari hiruk-pikuk dunia kerja. Walau tidak ada uang buat budget ini itu, tetap saya putuskan demi menghalau yang namanya kebosanan. Jangan sampai menjadi orang yang seperti kurang piknik akhirnya terlihat tidak bahagia. Saya ingat masih ada cuti yang tersisa, membuat bertambah besar hasrat saya untuk mengurangi rasa bosanku. Akhirnya, final harus menyendiri dulu dirumah mungil sekaligus menyelesaikan tugas-tugas yang masih setengah jadi. Berharap tidak ada yang sia-sia semua waktu terpakai dengan baik.
Aku tuuuh, orang yang pura-pura sibuk gitoooπππ. Punya segudang rutinitas. Tahu rutinitas saya? Banyak buanget yang bisa saya kerjakan walaupun judulnya liburan gitoooo. Sama seperti anda, bisa menambah pekerjaan, kerjaan apa kek yang bisa dikerjain. Kalau saja saya punya modal buat ngembangin itu semua, di jamin kaya. Saya punya kebisaan, ingat kebisaan bukan keahlian, bisa masak, bisa chatting panjang lebar, bisa menyatukan yang koyak-koyak dan memvermak hatimu yang sedang kurang cantik agar terlihat kinclong dan lebih menarik. Semua gue lakuin, biar hidup lebih mudah, enjoy, lebih bermakna dan lebih bernilai. Saya punya slogan cantik : jangan biarkan tanganmu menganggur.
Tapi entah mengapa, banyak dari yang telah kukerjakan itu tidak ada yang mendorong saya untuk menjadi kaya dalam waktu dekat ini. Sampai bingung, kenapa sudah kerja keras tetap saja tidak kaya. Kadang itu ya aku nanya pada diri gue, apa saya tidak dianugerahkan kaya, gitu? Kayak orang-orang diluar sana punya mobil mewah, rumah mewah, punya deposito diseluruh Bank di Indonesia, bahkan ada yang sampai ke Swiss. Bayangkan begitu banyaknya uangnya, bank Indonesia tidak mampu menampungnya. Banyak investasi, kan enak tuh,...? Walaupun udah banyak yang udah akoooh kerjain tapi hanya dapat uang dari ngantor.... Hoammmm
Tanaman palawija gue (investasi jangka panjang) bukan SDA tapi sdm yang udah tiga tahun aku rintis tidak ada buahnya, walaupun pada awalnya bangun itu kebon palawija untuk kurun waktu 10 tahun mendatang tapi kalau bisa sukses di approve oleh si Mbah Google kan lumayan buat beli gincu. Jadi setidaknya ada semangat gitu menulis lebih giat dan semangat. Nah ini belum ada apa-apa. Tapi saya tetap semangat walau terkadang loyo. π π π π
Mungkin kalau Mbah Google approve investasi gue, gue akan lebih serius. Terbalik dink, harusnya serius dulu baru di approve, iya kan?. Apapun itu ikut aja tangan bekerja, kerja kerja kerja. Orang tanam Gandum yang tumbuh adalah gandum walaupun bisa jadi tumbuh juga ilalang. Tapi orang yang tidak menanam gandum tidak mungkin tumbuh gandum yang tumbuh pasti ilalang. Akhirnya saya pun putuskan libur dulu alias meliburkan diri untuk kerja. Ujungnya kan tetap kerja. Malah lebih capek.
Akhir-akhir ini saya serius amat kerjanya. Peribahasa ini begitu melekat dihati saya: time is money, time is gone. Saya gak suka bertele-tele karena orang yang bertele-tele dominan menghabiskan banyak waktu dengan sia-sia. Waktu tidak bisa diperbaiki, waktu tidak dapat di ulang. Ada masa expired. Akhir-akhir ini kita dipaksa untuk menghargai waktu. Setiap waktu itu begitu berharga. Karena waktu begitu penting buat progres hidup anda yang begitu cepatnya berlalu. Waktu anda sama dengan uang, understand? Kendati belum sempat anda berhasil dalam satu bidang, bidang yang lain sudah memaksa untuk masuk kesana. Apakah anda merasa hal yang sama dengan saya? Semua ingin bisa dikerjakan. Kita dipaksa mengerjakan lebih banyak dari yang biasa kita kerjakan sebelumnya, ada peningkatan bukan hanya porsi melainkan kualitas waktu. Porsi waktu dan kualitas pemanfaatan waktu dua kata kunci.
Untuk mengejar 1 detik di mesin finger saya akan mengayunkan langkah lebih kencang lagi supaya tidak melewati dari waktu 1 detik sebagai waktu penentu.
Kita berharap apa yang berubah dari diri kita menjadikan kita lebih baik. Termasuk pemanfaatan waktu yang ada dengan signifikan. Saya melihat waktu yang kita miliki walaupun itu hanya hitungan detik begitu berharga. Untuk mengejar 1 detik di mesin finger saya akan mengayunkan langkah lebih kencang lagi supaya tidak melewati dari waktu 1 detik sebagai waktu penentu. Tetapi justru pengejaran itu yang menumbuhkan rasa semangat untuk terus giat bekerja dan mengawasi waktu lebih baik.
Setiap kali sebelum kita ada ditempat kerja atau sebelum duduk dimeja kerja, kita adalah orang yang suka menengok-nengok arloji di tangan atau dari ponsel. Bahkan setelah duduk pun perhatian kita selalu diarahkan kesana. Mengejar dateline, eh tiba-tiba waktu sudah habis. Game over, mulai lagi besok. Begitu seterusnya sampai tua bahkan sampai Tuhan Yesus datang. Lucu memang dan seru tentunya. Tak terasa kesibukan membuat kita lupa bahwa kita sudah tua. Oh ye...
Tua itu anugerah, karena tidak semua orang sempat menjadi tua. Waktu membuatmu tua dan matang.
Ada seorang ibu-ibu yang kebetulan ketemu di pasar berkata begini kepada seorang lelaki paruh baya: aku mau pulang kerumah, tapi bosan nonton tipi dirumah. Ibu itu enak, dirumah kerjanya nonton tipi. Anak-anak sekolah, suami kerja, katanya. Saya sengaja sempatkan duduk buat istirahat persis disebelah ibu itu sambil mendengarkan kedua orang itu bercerita karena saya capek sekali. Sesekali saya mengusap keringat yang mengalir di pipi. Ternyata hidup ini capek sekali ya teman? Sambil minum es saya merenung, betapa bermakna sekali bila kita bisa menghabiskan waktu tanpa membuang sia-sia. Saya merasa saya manusia sekali. Saya tidak melihat saya yang selama ini yang sehari-hari duduk dibelakang meja dengan AC. Tiba -tiba seorang anak kecil penjual kantong kresek menghampiri saya, Tante ambillah ini (brosur) entah brosur apa. Enggak dek, Tante enggak ada uang buat beli mobil. Ambillah tante, enggaklah bawa saja dari pada nanti saya ambil banyakin sampah. Terus dia bilang, Tante beliin es. Tante cuma ada uang segini (uang ribuan), kamu tambahin aja ya. Dengan semangat dia ambil itu uang. Uangnya cuma ribuan maklum sisa saya belanja. Kalau saya belanja hanya bawa uang secukupnya, takut kebablasan.
Kembali lagi ke ibu tadi. Saya langsung terpikir, saya duduk disini karena untuk melepaskan kecapean sedangkan ibu itu karena bosan dirumah. Pagi-pagi saya keluar dari rumah dengan penuh percaya diri, saya ke bank buat administrasi, selesai dari bank lanjut kepasar. Hari itu saya belum sempat sarapan, padahal hari sudah siang. Cuaca menyengat, hampir-hampir saya kepikiran kalau saya pingsan. Panas, capek, ditambah lagi bawa beban. Seandainya saya punya waktu luang seperti ibu ini akan lebih banyak lagi yang saya kerjakan. Setelah ini saya akan kembali mengasah kreativitas saya dirumah, bahkan tak jarang tengah malam memaksa mata untuk bekerja dan besoknya harus menahan kantuk karena kurang tidur. Perjuangan itu adalah hidup - dan hidup adalah perjuangan. 3 hari saya meliburkan diri tujuannya untuk bekerja dan melakukan sesuatu yang orang lain tidak lakukan. Tidak dilihat orang tetapi saya semangat walaupun capek.
Sedangkan disisi lain ada orang yang mengejar 1 detik dari waktu yang tersisa untuk mendapatkan nilai.
Ibu ini telah mengajarkan kita nilai dari sebuah pengalaman. Terkadang kita memilih menghabiskan waktu dengan alasan bosan tetapi tidak mengatasi kebosanan itu dengan mencari sebuah nilai. Sedangkan disisi lain ada orang yang mengejar 1 detik dari waktu yang tersisa untuk mendapatkan nilai karena waktu 1 detik sangat bermakna untuk menyelesaikan sesuatu untuk mendapatkan nilai-nilai. Sama-sama punya waktu 24 jam sehari, tapi tiap-tiap orang berbeda menyikapi waktu yang 24 jam ini.
Post a Comment for "Mulailah Menyenangkan Diri Dari Hiruk-Pikuk Rutinitas Yang Mulai Membosankan."